Banda Aceh - Badan Pengelolaan Keuangan Kota (BPKK) Banda Aceh menggelar rapat konsolidasi bersama pengelola dan pengguna Barang Milik Daerah (BMD) dalam lingkungan Pemko Banda Aceh. Kegiatan yang berlangsung di Aula Lantai II Gedung BPKK Banda Aceh pada hari jumat (27/10/2022) tersebut dibuka oleh Asisten III Administrasi Umum Faisal mewakili Sekda Kota Banda Aceh. Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala SKPD bersama Pengelola dan Pengguna Barang pada 44 SKPD/Unit Kerja di lingkungan Pemerintahan Kota Banda Aceh. Harisman, Kepala Bidang Aset BPKK Banda Aceh dalam laporan panitia pelaksana menyampaikan bahwa kegiatan tersebut dimaksudkan untuk menyatukan persepsi dan komitmen dalam Pengelolaan Barang Milik Daerah di Kota Banda Aceh. "Selain itu kegiatan ini diselenggarakan agar adanya kesesuaian pemahaman dalam Pengelolaan Barang Milik Daerah di Kota Banda Aceh yang mendorong pada semakin tingginya akuntabilitas dan kontribusi PAD dari Pengelolaan arang Milik Daerah". Sementara itu, Asisten III Administrasi Umum Setdako Banda Aceh Faisal dalam sambutannya mewakili Sekretaris Daerah Kota Banda Aceh menyampaikan bahwa pengelolaan BMD Kota Banda Aceh belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Hal tersebut ditandai dengan masih adanya temuan dan koreksi dalam penyajian Laporan BMD yang dikonsolidasikan pada Laporan Keuangan oleh Tim Auditor BPK RI. “Pengguna Barang, Pejabat Penatausahaan Pengguna Barang, dan Pengurus Barang Pengguna masih ada yang belum sepenuhnya memahami tugas, tanggung jawab, dan kewenangannya sesuai peraturan yang berlaku. Sehingga pada akhirnya pengelolaan BMD di SKPD atau unit kerja saling lempar tanggung jawab dan tidak punya rasa memiliki atas BMD tersebut”, Ujarnya. Untuk itu, Faisal berharap seluruh pengguna dan pengelola BMD yang hadir menjadikan kegiatan ini sebagai sarana berbagi informasi dan meningkatkan pemahaman terkait pengelolaan BMD. Sehingga selain dapat meningkatkan kualitas pengelolaan BMD juga diharapkan dapat berkontribusi pada PAD Kota Banda Aceh. “Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam sebuah forum pernah menyampaikan bahwa perbedaan antara negara maju dan negara berkembang adalah bagaimana pengelolaan aset di negara tersebut. di negara maju asetnya bekerja keras bahkan ketika orang-orangnya sedang tidur, sedangkan di negara berkembang orangnya yang bekerja keras sedangkan asetnya tidur bahkan terbengkalai.” Terakhir, Faisal berharap setiap SKPD/unit kerja untuk dapat melakukan pendataan terhadap aset yang belum produktif. “Sehingga kita punya sebuah rangkuman data yang berisi daftar aset, nilai, lengkap dengan potensi pengelolaannya. Data ini nantinya akan memudahkan kita untuk menyusun langkah strategis dalam meningkatkan produktifitas BMD tersebut”. (bink)